KATA
PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim…
AssalammuallaikumWarrahmatullahiWabbarakatuh
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Illahi
Rabbi, Shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan alam Baginda Nabi
Muhammad SAW atas nikmat dan karunia-Nya, makalah dengan judul “Takdir” sebagai
salah satu tugas terstruktur Mata KuliahHadist.
Dengan penuh kekurangan ini, Alhamdulillah makalah ini
pun telah selesai, saya menyadari makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karenanya
kami menerima segala bentuk apresiasi baik kritik dan saran yang membangun untuk
memperbaiki kesalahan makalah ini.
Syukron, Jazakumullah Khairan Katsir
Bandung, November 2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Takdir merupakan hal penting yang
harus dipercayai oleh setiap muslim. Karena sesesungguhnya takdir kita telah
ditentukan oleh Allah jauh sebelum kita diciptakan oleh Allah. Jadi mempercayai
takdir dengan sepenuh hati merupakan cerminan keimanan seseorang. Semakin
tinggi iman seseorang semakin yakinlah bahwa segala yang diberikan Allah
kepadanya merupakan ketentuan yang telah ditentukan.
Dan jikalau imannya rendah maka dia akan menyesali setiap musibah yang
ditimpakan kepadanya. Perlu diingat bahwa, setiap hal yang telah ditentukan
pasti terjadi. Dan takdir itu ada yang bisa dirubah dengan berusaha, yaitu
dengan do'a dan usaha. Jikalau kita berhasil maka sesungguhnya Allahlah yang
memindahkan kita dari takdir yang jelek ke takdir yang baik.
Percaya kepada takdir termasuk salah satu rukun iman yang ke 6. Iman kepada
takdir ini mengandung beberapa hikmah dan faedah yang sangat bermanfaat bagi
manusia, mengandung pendidikan yang baik serta sebagai sumber keseimbangan
batin.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian Takdir?
2.
Sebutkan Macam-macam Takdir?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Takdir atau Qadla dan Qadar
Secara etimologis takdr berasal dari Bahasa Arab yaitu qadara,
yaqduru, qadran yang berartikuasamengerjakansesuatu.Dan ketikamembentuk kata
taqdirmempunyaiarti yang ditakdirkan, ditentukan Allah.Kata tersebutjugamempunyaiartidugaan,
perkiraan, hipotesis,
berdasarkanataumenurutperkiraan.Percayakepadatakdiratauqadladanqadar,
merupakanrukuniman ke-6
atauterakhir.Berimankepadatakdirartinyaseseorangmempercayaidanmeyakinibahwa
Allah telahmenjadikansegalamakhlukdengankodratdanirodat-Nya dansegalahikmah-Nya[1]. Yang dimaksud dengan taqdir adalah Qadar (al-Qadar
khairuhu wa syarruhu) atau qadha dan qadar (al-Qadha wal qadar)[2].Takdirmerupakanbentuk kata kerjadariQadladanQadhar yang
berkaitandenganhukumsebabakibat.Segalasesuatuperistiwankehidupan yang
dialamiataudijalankanolehmakhlukNyadiatasqadhadanqadhar Nya yang
telahterjadidankemudiantercatatdalam data base LauhulMahfuz yang
berkaitandengangaris-garis system peruntungannasib, baik, buruk,
danhukumsebabakibatangtelahditetapkandiatas.Sedangkansecarapenyelidikanma’naqadladanqadhar
di dalam Al-Quran Qadlaberartihukum.Demi Allah
bahwwasanyamerekatidakberimansehinggaridlaatas hokum-hukum yang
telahditetapkanolehNabibilaterjadiperselisihanfahamdiantaramereka,
kemudiantidakadakeberatasedikitpunterhadapapa yang engkautetapkan
(Nabihukumkan) danmerekamenyerahkanperkaraitudengansepenuh-penuhnya (Q.S Annisa
:65)
“Maka demi Tuhanmu, merekatidakberimansebelummerekamenjadikanengkau
(Muhammad) sebagai hakim dalamperkara yang merekaperselisihkan, sehinggakemudiantidakada
rasa keberatandalamhatimerekaterhadapputusan yang engkauberikan,
danmerekamenerimadengansepenuhnya. (QS. An-nisa 4:65)
Dari ayatinidapatdiambilkesimpulanbahwamereka yang mengakuberiman
a.
Harusmengembalikansemuaperkarakepada
hokum-hukumyngtelahditetapkanolehnabi.
b.
Harusbenar-benarridlaterhadapsemua
hokum-hukumataukeputusan yang telahditetapkanNabu
c.
Taatmengerjakankepuusanitu[3]
BerikutHadistmengenaiTakdirataQadladanQadar
عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بنِ
مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه
وسلم وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ : إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي
بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْماً نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً
مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ
يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ
كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ
سَعِيْدٌ. فَوَ اللهِ الَّذِي لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ
بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ
ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ
فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى
مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ
فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا. [رواه البخاري ومسلم]
Dari Abu
Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud radiallahuanhu beliau berkata : Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang
yang benar dan dibenarkan : Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan
penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari,
kemudian berubah menjadi setetes darah selama empat puluh hari, kemudian
menjadi segumpal daging selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya
seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan dia diperintahkan untuk
menetapkan empat perkara : menetapkan rizkinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan
atau kebahagiaannya. Demi Allah yang tidak ada ilah selain-Nya, sesungguhnya
diantara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli syurga hingga jarak antara
dirinya dan syurga tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya
ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah dia ke dalam neraka.
sesungguhnya diantara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga
jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan
baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli syurga maka masuklah dia ke dalam syurga. (Riwayat
Bukhori dan Muslim).
Dari
hadisttersebutdapatdipahamibahwaTakdiratauQadladanQadarsudahditentukan Allah
sebelummanusiaituterlahirkedunia, tentunyamanusiaterlahirdengantakdir Allah.
B.
Macam-MacamTakdiratauQadladanQadar
1)
TakdirMubram
Merupakanhakperogratif Allah, artinyabisasaja Allah
meniadakannyaataumembatalkannya.Langit, Bumi, Air, Binatang,
Tumbuhantelahditakdirkan Allah diciptakansebagaibenda yang demikian,
makamerekatakpunyapilihanuntukberubahmenjadimakhluk lain atauinginbernasiblain,
karenamerekaadalahdicitakansebagisaranaatau media bagimakhlukManusia,
JinsertaMalaikat.
Selanjutnyaadalahpenetapanrezekidankematian, laluterjadinyamusibah,
bencana, maupunpenyakitpadasuatuwilayahditetapkanoleh Allah
karenaberkaitandenganhukumsebabakibatpadamekanismekehidupanatasperbuatanmakhluknyasendiri, sebagaimanaFirmanAllah :
Artinya :“Tiadasuatubencanapun yang menimpa di bumidan(tidak pula)
padadirimusendirimelainkantelahtertulisdalamkitab (LauhulMahfuzh) sebelum Kami
menciptakannya. Sesungguhnya yang demikianituadalahmudahbagi Allah.”(QS.AlHadid
57:22)
2)
TakdirMualaq
(Iradah)
TakdirMuallaqadalahketetapan yang telahdiuatoleh Allah
tetapimakhluknya (ManusiadanJin)
diberikesempaatanuntukmerubahdanmemilihnyakemudian Allah yang
menentukannyakemuadianatauberkehedak.
Dalamhalini Allah
memberikankebebasanpilihanpadamanusiauntukmemilihjalannasibnya, kaya/miskin,
baik/jahat, syurga/neraka, dsb.Namun Allah
sentiasamenghendakimanusiamengikutiperintahnya agar masukkedalam
system-sistemnya.
Contoh :
Manusiamenjadijahat, makaitubukantakdirtetapimanusiaitusendiri yang
memilihnyasedangkan Allah sudahmemberipetunjukjalan yang lurus.
إِنَّ
اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ
وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۚ وَمَا لَهُمْ مِنْ
دُونِهِ مِنْ وَالٍ
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang
selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya
atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum
sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila
Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. “,(QS.Ar Ra’d 13:11).
إِنَّا
هَدَيْنَاهُ السَّبِيلَ إِمَّا شَاكِرًا وَإِمَّا كَفُورًا
“Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan
yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.”(QS.Al Insaan 76:3)
[1]Muhammad Ahmad,1998 TauhidIlmuKalam, PustakaSetia : Bandung
[2]
Al-Maraghi, Ahmad Mushthfa,TerjemahTafsir al-maraghi, Semarang:Toha
Putra:1992
[3]Prof.
K. H. M. TaibThahirAbdMuinIlmuKalam Jakarta : Wijaya 1964, hal 225
BAB III
KESIMPULAN
A.
Simpulan
Takdir merupakan bentuk kata kerja dari Qadla dan Qadhar yang berkaitan dengan
hukum sebab akibat. Segala sesuatu peristiwa kehidupan yang dialami atau dijalankan oleh makhlukNya diatas
qadha dan qadhar Nya yang telah terjadi dan kemudian tercatat dalam data base
Lauhul Mahfuz yang berkaitan dengan garis-garis system peruntungan nasib, baik,
buruk, dan hukum sebab akibat yang telah ditetapkan diatas.
Kami menyadari makalah ini jauh dari
sempurna, oleh karenanya kami menerima kritik yang membangun